Posted on
July 13 2012 by WK ./ IM
Tim
arkeologi nasional kembali melakukan penelitian terhadap situs bersejarah di
Desa Negeri Baru, Kecamatan Benua Kayong, Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat
(Kalbar).
Dalam
penelitian itu, tim arkeolog ingin mendalami hubungan situs bersejarah
di daerah tersebut dengan kerajaan Majapahit.
Kadisbuparpora
Ketapang, Yudo Sudarto mengatakan, dalam penelitian tersebut tim arkeologi
mendapatkan beberapa temuan yang menraik, beberapa diantaranya keramik antik,
serta uang kuno yang diperkirakan pada jaman dinasti Tang abad VII.
“Uang kuno
tersebut berbentuk logam, namun di tengahnya bolong, jumlahnya kurang lebih 5
buah. Uang tersebut didapatkan dari tangan penduduk dan mereka mendapatkannya
di sekitar situ. Jika dilihat pada abad ketujuh berarti sangat maju sekali,
sebab ada hubungan dengan dunia luar,” kata Yudo Sudarto, Selasa (10/7),
seperti dilansir Tribunnews.
Yudo
mengatakan, jika melihat jenis artefak yang ditemukan, seperti keramik dan uang
kuno, bisa disimpulkan Desa Negeri Baru pada saat itu merupakan pasar yang
menjadi pusat perdagangan dari berbagai penjuru negara.
“Keramiknya
ada yang berbentuk tempat air yang besar, jarang sekali keramik besar seperti
itu ditemukan di Indonesia, itu ahli langsung yang menyatakan. Ada juga keramik
kecil untuk wadah obat, ada juga keramik untuk tempat air raksa. Jadi nenek
moyang kita dulu juga sudah mengenal air raksa, itu ahli keramik yang
mengatakan, bahkan benda-benda tersebut diperkirakan ada pada abad ke-15,”
katanya. Yudo
menambahkan, dari keterangan para arkeolog pula, sekurang-kurangnya ada candi lagi yang tersebar di Kalbar, hanya saja mereka belum menemukan di mana
lokasi candi -candi yang dimaksud. “Yang baru tergali ini kan di Negeri Baru di
Kabupaten Ketapang,” katanya.
Museum
Agar
benda-benda bersejarah yang ada di Ketapang dapat dijaga dan dilestarikan
dengan baik, pemerintah juga berencana membangun museum umum. Hanya saja sampai
saat ini pemerintah masih terkendala dengan anggaran.
“Kita memang
akan membangun museum, namun pembangunannya akan dilaksanakan secara bertahap
karena anggaran terbatas. Saat ini museum tersebut sudah kita bangun di Pasar
Sepakat, namun belum jadi meski sudah tiga tahun anggaran,” ujarnya.
Meski
begitu, menurut Yudo, pemerintah akan tetap berupaya menyelesaikan pembangunan
museum tersebut, hanya saja museum itu tidak khusus untuk menyimpan benda-benda
bersejarah melainkan untuk menyimpan barang-barang umum lainnya. “Ya mungkin
bentuknya sederhana, namun tetap mempunyai kesan,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar